Bertemu tuhan


Sepuluh orang diculik malaikat untuk bertemu Tuhan termasuk saya. Kesepuluh orang itu melingkar di arsy Nya. Setiap orang diwajibkan bertanya satu hal. Apapun itu.
Orang yang dapat giliran pertama bertanya : Bagaimana Tuhan, rasanya disembah-sembah dan mengurus triliunan makhluk?
Setiap pertanyaan tidak langsung dijawab. Aku sendiri penasaran, jawaban apa yang akan Tuhan sampaikan. Atau minimal aku ingin tahu bagaimana cara Tuhan berkomunikasi dan bagaimana pemilihan katanya.
Orang kedua bertanya : Tuhan, saya ingin tahu adonan apa yang Engkau pakai ketika membuat objek kenangan di otak manusia?
Aku terkekeh, mendengar kata adonan. Seakan-akan Tuhan juru masak.
Orang ketiga : Tuhan. Saya perlu pencerahan. Saya lagi berusaha lepas dari kebiasaan saya yang suka kasihan dengan orang lain. Suka bersedekah agar hidup orang yang saya sedekahi lebih baik. saya berpikir kebiasaan saya itu justru dosa saya yang tak terampuni. Dulu saya punya pembantu yang tidak becus kerja tapi dengan alasan kasihan saya urung untuk memecatnya. Karena pikiran saya, ia dapat uang darimana kalau tidak bekerja ditempat saya. Tapi ada sesuatu yang menggugah saya, bahwa Engkaulah sumber dari segala sumber. Engkaulah yang berhak atas segala pengakuan. Akhirnya saya memecat pembantu yang tidak becus itu karena saya yakin Engkau telah menabur rejeki yang maha luas.
Tindakan saya memecat tepatkah Tuhan? Sementara pembantu yang tidak becus itu sekarang mengalami gangguan jiwa sehingga membuat saya merasa bersalah.
Orang keempat diam cukup lama. Semakin membuat suara gemericik air dan lenguhan burung yang tiada perbandingan di dunia, sungguh memanjakan telinga. Mungkin suara ini suara surga.
Orang keempat tak juga buka suara. Entah dia sedang memilah segudang pertanyaan sehingga mengerucut menjadi satu yang paling krusial.
Orang keempat : Tuhan. Saya tidak ingin bertanya, saya ingin engkau pilihkan agama apa yang cocok buat saya.
Orang kelima : Kau curang Tuhan. Baru kemarin saya menyempurnakan ketidakpercayaan saya akan Engkau. Kenapa kau malah menarik saya untuk bertemu denganMu?
Orang keenam : Sepele Tuhan. Boleh atau tidak, kalau saya kembali lagi ke bumi untuk mencium kening anak saya yang cita-citanya menemukan kepastian darimana sebenarnya asal-usul manusia?
Orang ketujuh : Begini Tuhan. Saya sering bilang ke berbagai orang. Jika suatu saat saya lagi merasa jenuh di surga, saya ingin menyambangi bumi. Menyambangi tempat-tempat yang berkesan berserta orang-orang yang terlibat didalam kesan tersebut. Sebelum saya melakukan itu nanti, saya ingin bertanya dulu, apa ketika saya menyambangi bumi dengan orang yang spesial atau sebut saja nostalgia hanya akan mengurangi nilai dari sebuah kenangan?
Orang kedelapan : siapa yang lebih mulia untuk dijadikan istri wahai Tuhan? Zaenab atau Sarah?
Kini giliran saya. Saya seperti kehabisan kata-kata. Bertemu tuhan sesuatu yang menakjubkan. Jujur saya tidak tau harus menanyakan apa. Sudah terbiasa untuk beriman secara kaffah terhadap Tuhan, dan tidak pernah tertarik untuk memperdebatkan.
Tapi mata 9 orang yang melingkari  arsyNya memaksa saya untuk mengajukan satu pertanyaan.
Ini pertanyaanku : ya Allah kenapa engkau memberikan amanah kepadaku untuk menjadi khalifah di bumi. Saya orang yang penuh dosa. Sering melalaikan perintahMu. Sering bertikai dengan orang lain. Kenapa ya Allah?
Ada tawa yang menggelegar. Tawa itu berasal dari orang disebelah saya. Orang kesepuluh.
Ia bukan orang. Ia setan yang menjelma.a
Kata setan, pertanyaan yang saya ajukan ialah pertanyaan yang triliunan tahun lalu diajukan oleh malaikat dan diklimaks-kan oleh setan.
Pertanyaan itu menjadi dramatis karena diajukan oleh makhluk yang dulu dibela mati-matian sama Tuhan sampai rela mengutuk setan-sang ahli ibadah.
Saya menangis, ingin sekali berlari memeluk Tuhan. Tiba-tiba suara ketawa Mamah dedeh yang khas di acara stasiun televisi membuat saya terjaga. Saya melihat ibu saya duduk anteng di depan tv.
Saya menyeka airmata, sambil mengeja rupa Tuhan yang tak jelas saya lihat barusan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar